more fantasy about k-pop

Say That You Loved Me

TITLE : SAY THAT YOU LOVED ME
GENRE : ROMANTIC/YAOI
SUMMARY : percintaan yang tidak disetujui orang tua taemin (ONKEY)
RATING : +15
PAIRING :
– SHINee Choi Minho
– SHINee Lee Taemin
– SHINee Lee Jinki
– SHINee Kim Ki Bum (KEY)
cameo :
– SHINee Kim Jonghyun
– MBLAQ MIR
– MBLAQ Cheondung (THUNDER)
– DBSK Jung Yunho

HEI READERS! ini FF YAOI author yang pertama.
biasa emang make sasama cowok, tapi biasanya yang cowok ada yang dijadiin cewek.
TAPI DISINI NGGA! HUAHAHAHAHAHA INI DUNIA YAOI MPREG!
jadi yang namanya cowo suka cowo biasa apalagi ampe pregnant. WOAHAHAHA
udah deh daripada banyak bacot, langsung baca aja ya.
HAPPY READING DONG!

PROLOG :

sesak..
Tapi aku ingin memberitahunya..
Tentang rasa bergemuruh di dada ini..
Tentang arti debaran ini..
Paling tidak berbisik di telinganya dengan bibirku sendiri..
‘saranghaeyo..’

“jagiiiii!” panggil seorang namja tampan dengan tubuh tinggi menjulang.
Seorang namja cantik menengok ke arah namja tampan itu.
“minho?” kata bibir tipis namja cantik itu.
“taeminnieee bogoshipoyooo~” namja tampan yang ternyata bernama minho itu memeluk taemin, namja cantik berambut coklat almond.
“ah hyung ini.. Hehe” taemin melingkarkan tangan kurusnya di pinggang minho.
“jagi, ayo kuantar pulang.. Sudah sore..” minho mengamit tangan kurus itu.
“ne hyung..” taemin tersenyum malu malu, lalu menjajarkan langkah kecilnya dengan langkah kaki minho yang panjang.

taemin segera menaikki motor sport minho dan menyeimbangkan tubuh kecilnya dengan motor besar itu.
“peluk aku erat erat jagi..” perintah minho pada namjachingunya itu.
“andwae..” taemin memangku tangannya di dadanya.
“ahahaha.. Yasudah jangan salahkan aku kalau kau jatuh.” ancam minho.
“neeeee” kata taemin.
Minho melajukan motornya dan menjalankan motornya kencang kencang.
Tubuh taemin terhentak kebelakang, dengan cepat tangannya meraih pinggang minho dan memeluk namja itu erat erat.
Minho yang merasakan pelukan kekasihnya itu langsung mengulum senyumnya.
Selang 15 menit kemudian, minho menarik rem motornya dan menghentikannya di sebuah rumah besar yang indah.
Terlihat seorang namja memakai kemeja putih berdiri di depan pagar rumah itu.
“taeminnie.. Kita sudah sampai.” minho menggoyangkan bahu kekasihnya yang masih memeluknya erat.
Taemin melonggarkan pelukannya.
“jinjja??” tanya taemin sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.
“ne..” kata minho sambil membantu taemin turun dari motornya.
“hyung aku bisa sendiriiii..” rengek taemin saat minho memegang pinggangnya hendak mengangkatnya dari motor itu.
“EHEM!” suara deheman namja berkemeja putih itu menyadarkan pasangan bodoh itu.
“ah, appa..” taemin kaget saat melihat namja itu berdiri di depannya.
Minho melepas helmnya dan membungkuk kepada namja itu.
“annyeoung ahjussi..” katanya pada namja itu.
“hem.. Taemin, ayo masuk ke dalam..” kata namja itu dengan tegas.
“appa, chamkamman.. Minho ssi.. Kau mau mampir sebentar??” tanya taemin dengan mata berbinar.
“lee taemin! Masuk appa bilang!!” namja itu membentak taemin cukup keras.
Bentakan appa taemin cukup keras sehingga umma taemin bisa mendengarnya.
“hyaaa lee jinki! Tidak bisakah kau bicara baik baik dengan putramu?” tiba tiba muncul namja cantik dari dalam rumah itu, menepuk pelan bahu appa taemin.
“umma…” rengek taemin lalu langsung memeluk namja cantik yang dipanggilnya umma itu.
“jagi kau jangan ikut ikutan. Sana bawa anak kita masuk. Ada yang ingin kubicarakan dengan namja ini” jinki menatap minho dengan tajam.
“huh.. Dasar keras kepala.. Ayo taemin sayang, kita masuk dulu ya.. Appamu akan menyusul.. DALAM 5 MENIT!” ucap namja cantik itu dengan penekanan di akhir kalimatnya sambil memelototi suaminya.
“anyyeoung key ahjussi.. Annyeoung taeminnie..” kata minho sambil tersenyum.
Taemin melambai sambil tersenyum lemah, ummanya mengajak ttaemin masuk ke dalam rumah.
BLAM!
Suara pintu dibanting. Tinggallah dua namja tampan berdiri terdiam di depan pagar dengan sikap canggung satu sama lain.
“hya kau.. Choi minho.. Sudah berapa kali kukatakan kalau mengantar taemin itu harus tepat jam 7!” omel jinki pada minho.
“mian ahjussi.. Tadi ada ekskul basket, jadi taemin menungguku dulu..” minho membungkukkan badannya.
“huh, kau ini.. Tega teganya membiarkan anakku menunggumu sampai selarut ini. Lihat sudah jam setengah 8!” kata jinki sambil menunjuk jam tangannya.
“ye.. Ye.. Arasseo ahjussi.. Jeongmal mianhae.. Lain kali tidak akan kulakukan lagi..” janji minho.
“hmm.. Kupegang janjimu. Oh iya, taemin itu masih kecil, awas saja kau sampai berbuat macam macam padanya ya!” ancam jinki sambil mempelototi namja yang lebih tinggi darinya itu.
“ne ahjussi.. Saya pamit pulang dulu.. Annyeoung..” minho membungkukkan badannya lagi dan menaiki motornya.
“hmm..” jinki mengangguk lalu masuk ke dalam rumahnya.
Dia membuka pintu dan memanggil istrinya manja “keeeeeyyy jagiyaaaaa~”

***

paginya taemin bangun seperti biasa, tidak lupa menggosok gigi habis mandi taemin menolong ummanya.
“ummaaaaa..” panggil taemin manja.
“wae tae?” tanya key sambil mengelus kepala anak sematawayangnya itu.
“aku nanti main ke rumah minho hyung sepulang sekolah boleh tidak??” tanya taemin dengan puppy eyes nya.
“ANDWAE!!” tiba tiba jinki yang sedari tadi menguping pembicaraan taemin dengan key angkat bicara.
“wae appa???” tanya taemin dengan mata berkaca kaca.
“kau! Appa bilang tidak boleh ya tidak boleh! Awas saja sampai berani kau tidak mendengar kata kata appa!” ancam jinki dengan mata melotot.
“hyaaaa jagi! Kau ini kenapa overprotective sih sama taemin?! Kan sekali sekali tidak apa! Lagipula choi minho, namja tampan itu sepertinya anak baik.. Aku menyukainya..” key tidak mau kalah.
“HYAAA ! Nae key! Jadi kau lebih menyukai namja itu daripada aku? Apa aku sudah tidak tampan lagi???!!” jinki makin panas.
“aissssh.. Aniyo jinki yah..” key mendatangi jinki.
“unyunyunyuu~ onew ku sayang, namja paling tampan di seluruh dunia~ jangan ngambek ya jagiku.. Muah” key mengecup pipi suaminya itu.
Pipi jinki bersemu, senyumnya mulai nampak.
“yang ini nih?” jinki menunjuk bibirnya.
“iiiih.. Kamu.. Malu tuh sama anak kamu.. Genit deh!” goda key sambil mencubit pinggang suaminya itu.
“biar saja weeee..” ledek jinki sambil memeluk pinggang key.
Taemin yang melihat kedua orangtuanya itu hanya bisa tersenyum.
Tiiiin tiiiinnnnn~
“taemin ah.. Itu kekasihmu sudah datang..” kata key yang masih ada dalam pelukan jinki.
“ne.. Umma.. Appa.. Aku berangkat ya.. Annyeoung!” taemin meraih tasnya dan pergi menghampiri kekasihnya itu.
“hati hati ya nak!” teriak jinki.
“neeeeee!!”
“annyeoung jagiya..” minho tersenyum manis menyambut namja cantik itu.
“ah annyeoung..” pipi taemin bersemu merah saat melihat killer smile pangerannya itu.
“ayo naik ke kudaku tuan puteri..” goda minho sambil membuka pintu mobil sport merahnya.

*taemin POV*

“annyeoung jagiya..” pangeranku itu tersenyum manis.
DEG DEG DEG
jantungku, tenanglah sedikit!
“annyeoung..” kataku.
Aku ini memang aneh, masih saja kaku dengan pacar sendiri. Padahal hubungan kami sudah dibilang cukup lama.
“ayo naik ke kudaku tuan puteri..” matanya mengerling nakal padaku.
“hyaaaa! Aku ini namja! Masa kau bilang puteri?” omelku, padahal jantung ini sudah berlonjak cuma dengan mendengar rayuan kecil seperti itu.
“hahaha.. Iya iya pangeran..” katanya lalu menutup pintu mobilnya.
Ah untunglah hari ini dia tidak menjemput dengan motor, jadi aku tidak perlu takut dia merasakan debar jantungku.
“hmm.. Hyung kenapa membawa mobil? Kemana motormu?” tanyaku.
“kenapa jagi? Kau kecewa ya tidak bisa memelukku seperti kemarin?” dia menggodaku lagi, sambil tangannya memasangkan seatbelt padaku.
“aisssh.. Aniyo.. Aku kan cuma tanya saja. Ya sudah aku gak mau nanya nanya lagi!” aku menggembungkan pipiku lalu membuang mukaku menghindari kontak mata dengannya.
“hyaaa.. Jagiku ini begitu saja ngambek.. Seperti yeoja saja..” dia mulai menjalankan mobilnya,
“aku ini namja! Namjaaaaa!!” protesku sambil memukuli pelan lengannya.
“ahahaha iya iya namja.. Au sakit jagi~” dia menarik tanganku lalu menciumnya lembut dengan bibirnya.
“saranghae nae namja..” katanya lembut sambil menatapku dengan mata teduh.
Ah, lagi lagi pernyataan cinta..
“ne..” aku tersenyum menanggapi pernyataan cintanya itu.
Dia mengacak acak pelan rambutku lalu perhatiannya kembali pada jalan.
Aku bersyukur dia tidak melihat aku yang pasti sangat kacau saat ini, jantung berdebar dengan wajah semerah kepiting rebus.
Ah.. Panas sekali…

#ringdingdongringdingdongringdiggydiggydingdingding~

bel pulang sekolah sudah berbunyi..
“hey taemin ah mau ikut kami tidak?” mir memanggilku saat aku membereskan buku ke dalam tas.
“he? Kemana?” tanyaku.
“karaokeeee~ huwaaaa karaokeeee!” mir berteriak teriak seperti biasa.
Aku menutup kupingku.
“hyaaa babbo suaramu itu! Mian taemin.. Miru ssi memang bodoh” kata cheondung sambil menjitak mir.
“hahaha.. Gwenchana hyung..” lucu sekali pasangan yang satu ini.
“jadi gimana? Ikut yuuuuk taemiiiiin!” rengek mir sambil merangkul taemin manja.
“hemm” aku menimbang nimbang..
“hyaa mana mungkin dia mau ikut kita. Namjachingunya sudah menunggunya tuh..” tiba tiba suara yang sangat kukenal mengagetkanku.
Aku menoleh.
Dia.. Mantan kekasihku..
“hya jonghyun kau ini mengganggu saja. Aku sedang merayu taemin tauk” kata mir kesal sambil memajukan bibirnya.
“taeminnie..” panggil suara berat seseorang yang sangat kucintai itu dari belakang.
“hyung?” aku kaget karena sepertinya wajah minho seperti sedang kesal.
“annyeoung choi minho..” jonghyun menepuk pelan lengan minho.
Minho hyung hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Masih tahankah dengan bayi ini? Haha.. Aku gak habis pikir kau mau memacari bekasku.. Lagipula apa yang menarik dari dirinya? Hanya wajahnya saja yang cantik itu gak cukup.. Haha” ledek jonghyun dengan muka yang sangat.. Menjijikkan!
Aku menatap jonghyun jijik, namja brengsek mesum ini mau berbuat apalagi? Mau mempengaruhi minho hyung? Aku bingung kenapa dulu bisa menyukai namja ini.
“kau!” minho hyung meraih kerah kemeja jonghyun.
“wae? Aku bicara sesuai kenyataan. Realistislah choi minho..” kata jonghyun lagi.
“hyung! Sudah sudah!” aku berussaha melepaskan tangan minho dari kemeja jonghyun.
Gawat, bisa terjadi perkelahian ini..
Jonghyun malah mendekat ke telinga minho hyung. Sepertinya dia membisikkan sesuatu pada minho.
Wajah minho hyung langsung berubah merah karena kesal sepertinya, dia langsung melayangkan tinjunya ke rahang bawah jonghyun.
Jonghyun langsung terjungkal ke belakang sampai jatuh terduduk.
“jonghyun!!!” mir dan cheondung langsung menghampiri temannya yang brengsek itu.
Dia tersenyum licik.

#minho POV#

Si brengsek ini malah memasang wajah mengejek setelah kutarik kerahnya.
Dia mendekatkan mulutnya ke telingaku.
“kau pasti kesulitan melakukan itu padanya ya? Dia itu sangat bodoh dalam urusan bercinta.. Makanya aku meninggalkannya..” bisik mulut busuknya di telingaku.
Apa? Apa katanya?
Kurang ajar!
Tanpa kusadari tanganku langsung menghajar wajahnya.
Aku mendengus kesal.
Beraninya dia berkata hal seperti itu tentang taeminku..
Tidak akan kumaafkan kau jonghyun brengsek!!
Makiku dalam hati.
Aku menoleh kepada taemin yang kelihatannya shock, airmatanya telah membasahi wajah cantiknya.
“ayo!” aku menarik tangan taemin cepat dan membawanya pergi jauh jauh dari brengsek itu.
“AKAN KUBALAS KAU CHOI MINHO!” teriak si brengsek itu.
Aku tersenyum geli sambil menatapnya sinis, dengan cepat aku membuka pintu mobil dan melempar taemin ke kursi mobilku.
Aku segera melajukan mobilku cepat, emosiku masih tinggi.

#taemin POV#

“gwenchana?” katanya dengan rahang yang mengeras, pandangan minho terus menatap jalan.
“gwen.. Gwenchanaeyo..” bisikku, aku mengelap airmata yang mengalir sedari tadi.
Aku takut melihat minho yang seperti ini.
Tiba tiba saja minho mengerem mobilnya dan menghentikannya tepat di pinggir jalan.
Kami sekarang ada di bukit belakang sekolah.
“mi.. Minho hyung?” panggilku sambil mencari wajah yang kucintai itu.
Dia menatap kemudinya, wajahnya masih mengerikan. Apa yang telah dikatakan jonghyun sampai minho terlihat kesal seperti ini?
Jangan jangan minho mau memutuskan hubungan kami??!!?
Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya kencang kencang.
Aku masih menatapnya.
“BRENGSEK!!!” makinya sambil memukul kencang setir mobil.
Aku terkaget.
Aku memegang tangannya lembut.
Dia menoleh kepadaku dengan tatapan gusar, aku masih bisa melihat kilatan amarah di dalam mata hitamnya.
Aku menatapnya lembut sambil tersenyum dan meremas lembut lengannya.
“gwenchanaeyo.. Jangan marah jagi..” kataku.
Matanya agak melembut, tidak.. Dia seperti akan menangis, matanya berubah menjadi sangat sedih.
“aku menyesal tidak memberanikan diriku mengatakan cinta padamu sedari dulu dan membiarkan si brengsek itu sempat memacarimu..” katanya sambil menundukkan wajahnya.
“mwo? Wae?” kataku bingung.
“aniyo.. Hanya saja aku merasa bodoh.. Bodoh.. Cemburu dan telah berpikiran macam macam tentang masa lalumu..” katanya masih dengan wajah menunduk.
Aku menyentuh wajah tampannya yang kelihatan menderita karenaku.
“gwenchanaeyo.. Semua baik baik saja hyung..” kataku lembut selagi membelai wajahnya.
Dia mengangkat wajahnya perlahan, menatapku.
“bagaimana bisa seorang namja sepolos kau bisa memacari namja hina seperti kim jonghyun?” katanya.
“ha?” hanya kata itu yang keluar dari bibirku.
Dia masih menatapku tajam, menuntut jawaban.
Aku melepaskan tanganku dari wajahnya dan memalingkan muka kearah luar.
“wah.. Bintang..” kataku kaget melihat banyaknya bintang diluar jendela mobil.
aku membuka pintu mobil dan berjalan keluar ke arah bukit hijau tapi gelap karena sekarang memang sudah malam.
“taeminnie jangan jauh jauh!” teriaknya dari dalam mobil.
“neeee!” kataku sambil terus berjalan melewati rerumputan dengan kaki kecilku.
Aku mendudukkan diriku di atas rumput dan menatap langit berbintang.
“neomu yeppeo..” gumamku sambil mnatap langit indah itu.
“lebih cantik jagi-ku..” suara berat itu mengagetkanku dari belakang.
Aku menoleh dan mendapati namja tampan itu tengah berbaring berbantalkan kedua tangannya di rerumputan, tepat di sisi kananku.
“ah hyung..” kataku sambil tersipu malu.
Deg deg deg.
Ah lagi lagi jantung ini..
“hehe.. Sini kau..” katanya sambil menarik tubuhku untuk berbaring disisinya.
Dia memberikan lengannya yang berotot itu untuk kujadikan bantal, sangat nyaman~
“rambutmu wangi vanilla jagi..” katanya sambil menyusrukkan (?) hidungnya ke rambutku.
“haha.. Jinjja? Hyung suka?” tanyaku sambil tetap memfokuskan pandanganku ke langit.
“ne.. Mashita..” godanya seraya memelukku erat.
Aku tertawa keras.
“hyaa choi minho! Kau pikir aku ini makanan apa?” omelku sambil melepas pelukannya dan duduk.
“hahaha.. Kan aku bercanda.. Sini sini tidur lagi~” dia menarikku ke lengannya lagi.
Aku tersenyum melihat tingkah namja satu ini.
Menikmati harum maskulin yang keluar dari tubuh namja ini.
Tadi dia begitu menyeramkan , tapi sekarang? Ckck..
Aku masih bermain main dengan tanganku yang mencoba menggapai bintang di langit yang terasa sangat dekat itu.
“taemin ah..” panggilnya.
“hmm?” sahutku.
“saranghae..” katanya lembut, lalu mengecup pipiku.
Aku terdiam, kehangatan bibirnya di pipiku berhasil mengalirkan panas ke seluruh tubuhku.
Aku membalasnya dengan tawa.
“aku tahu..” kataku, lalu aku membalikkan tubuhku ke arahnya.
Dia tersenyum, matanya menatap mataku lembut,
tidak ada tuntutan atas pernyataannya barusan, hanya ada aku di bola mata hitamnya itu.
Ya.. Selalu seperti itu choi minhoku ini..
Aku membalas senyumnya lalu mengerjap ngerjapkan mataku.
Dia memelukku lagi
“kau lucu sekali nae taemiiiin!!!” katanya di telingaku sambil tertawa.
Aku mencubit perutnya.
“auuwww! Sakit jagi…” rengeknya sambil menggosok perutnya.
“biar!” kataku sambil menggembungkan pipiku.
“auuuu.. Cubitanmu mengenai luka bekas operasiku.. Sakit sekali..” rintihnya, sepertinya sungguhan.
Aku menoleh ke arah nya yang sedang meringis.
“jinnja? Ottoke??” kataku panik sambil memeriksa perutnya.
“ahahahaha geli! Aduh taemin ah!!” dia meronta ronta sambil tertawa..
Aku terus menggelitiki perutnya, lucu sekali jadi perutnya ini daerah kelemahannya ya.. Hahaha..
Dan lalu tiba tiba minho hyung menarik tanganku dan posisinya..
POSISINYA SEKARANG ADA DI ATASKU!
Dia masih tertawa kegelian, belum menyadari keadaan..
Aku menahan nafas ku, dadaku sesak karena berdebar.
Lalu tawanya terhenti..
Dia malah menatapku dengan pandangan lembut.
“kau tahu tidak jagi? Kalau saja aku tidak berjanji pada appamu yang galak itu untuk mengingat bahwa kau masih kecil, sekarang pasti kau sudah menjadi makananku..” katanya dengan senyum tersungging nakal.
Wajahku memanas..
Dia lalu melepaskan aku dan duduk di sebelahku, dia mengacak ngacak rambut cepaknya.
Wajahnya..
Juga memerah sepertiku..
Hyung, apa kau juga berdebar sepertiku?
“taeminnie apa yang kau lakukan?” tanyanya menyadarkanku bahwa tanganku sekarang ada di dadanya!!!
Aku bisa merasakan gemuruh di dalam dada bidang ini..
“hyung.. Aku sudah besar kok.” kataku mantap sambil menatap matanya.
Dia terdiam, matanya terbelalak kaget.
Jantungnya makin memacu, degdegdegdegdegdeg seperti itu bunyinya.
“masa bodoh mau dimarahi si ahjussi tua itu atau apa..” gumamnya
“ha?” kataku.
Lalu dalam sekejap dia membaringkan aku di rumput itu dan memenjaraku dalam pelukannya.
Aku memejamkan mataku.
Ada benda basah diatas bibirku.
Aku beranikan diri membuka mataku, dan OH TUHAN!
Hyung sedang.. Ya.. Itu.. Ah..
Menciumku..
Bibir tebalnya menyapu bibir bawahku, dalam sedetik aku merasa seperti menemukan kepingan puzzle ku yang hilang..
“apa yang sudah dilakukan jonghyun padamu?” tanyanya di sela sela ciuman kami.
“apa? Hanya menciumku..” kataku jujur, sebenarnya bukan mencium seperti ini.
Aku meronta saat dia berusaha menciumku dulu.
“HEUMPH!”tiba tiba minho membungkam mulutku dengan bibirnya.
Dia menekan kuat bibirku dan menghisapnya kencang kencang, kepalaku seperti berputar putar.
Aku mencoba melepaskan bibirnya dari bibirku, aku kehabisan nafas.
“hyung… Hh.. Se.. Sesak!” rintihku di sela sela ciuman panasnya.
Tapi dia tidak mengindahkan keluhanku, dia tetap menciumku bertubi tubi tanpa ampun.
“hah.. Hah.. Hyung mau membunuhku ya?!!” bentakku saat hyung melepaskan ciuman kami.
“sudah kusedot semua racunnya!” katanya sambil tersenyum.
“he???” aku terkaget, apa maksudnya?
“ya, racun si jonghyun itu.. Ah.. Bibirmu terluka jagi..” jempolnya mengelus bibir bawahku.
“aw! Sakit hyung!” aku menepis tangannya.
“mian.. Aku terlalu kasar ya?” katanya dengan wajah memelas.
Ah.. Bagaimana bisa aku marah dengan wajah nya semanis ini? Hyung melukaiku berkali kali aku ngga apa apa..
“NE! Akhirnya sadar juga! Kau tidak ada bedanya dengan si mesum itu!!” malah kata kata ini yang keluar dari bibir ku ini.
Dia terlihat kaget, matanya terbelalak lebar.
“benarkah? Aku sekasar itu ya? Mianhae taeminnie.. Jeongmal mianhae..” katanya dengan wajah tertunduk.
Tidak! Tidak seperti itu hyung! Kalau hyng yang melakukannya tidak apa apa..
“ah.. Itu.. Anu..” aku tergagap, sedih rasanya melihat wajahnya sesedih ini karnaku.
“hyung.. Gwenchanaeyo.. Uhuhuu..” entah kenapa aku jadi menangis.
“taeminnie??? kenapa kamu menangis??” hyung memegang wajahku dengan kedua tangannya..
“hyung.. Aku gapapa kok.. Sungguh.. Hiks” aku terus menangis. Aku kesal apa yang ada di hatiku selalu tidak bisa kuungkapkan dengan kata kata.
Hyung tersenyum sambil menggosok lembut pipiku.
Dia mendekatkan wajahnya hingga hidung kami bersentuhan.
“kali ini aku akan melakukannya dengan lembut..” katanya lalu menyentuh bibirnya ke bibirku.
Dia menciumku dengan sangaaaat lembut. Bibirnya menari nari di atas bibir atasku, pelan pelan.. Sangat perlahan..
Degdegdegdeg..
Jantungku malah bertambah cepat.
Aku yang terhanyut mulai memberanikan diri menggerakkan bibirku.
Hyung terlihat kaget saat aku membalas ciumannya, dia mendengus sebentar lalu melanjutkan menciumku lebih intim lagi.
Lidahnya menjilat bibir bawahku, aku menggigitnya kecil.
“kau nakal ya..” gumamnya disela sela ciuman kami.
Dia lalu melanjutkan aksinya, lidahnya mulai masuk ke dalam mulutku, seolah mencari cari lidahku.
Lidah kami bertaut satu sama lain, lidahnya menyusuri semua rongga mulutku sampai aku tidak bisa bernafas lagi..
“ah hyung..” desahku di sela sela ciuman kami..
“eummmm” dia terus memberiku ciuman bertubi tubi.
Angin malam tidak menghalangi kami, kehangatan sentuhannya justru membuat seluruh tubuhku terasa panas, terbakar.
Aku mau dia lagi, dan lagi..

***

#author POV#

mobil sport merah itu berhenti tepat di depan rumah mewah itu.
Namja tampan berparas kekanak-kanakan itu mendengus kesal sambil mengeratkan genggamannya di dalam saku jaketnya,
sementara namja cantik di sebelahnya sibuk mengelus dada namja tampan itu.
“annyeoung ahjussi.. Maaf taemin pulang larut..” minho membungkukkan badannya dalam dalam di depan kedua namja yang berdiri di depan pagar coklat itu.
“mian umma.. Appa.. Aku yang nakal mengajak hyung jalan jalan..” taemin ikut membungkuk di samping kekasihnya itu.
Secara tiba tiba namja yang dipanggil taemin appa itu meraih lengan anaknya dengan kasar.
Tangannya memegang dagu taemin kasar.
“luka apa itu dibibirmu taemin ah??!” tanya jinki dengan wajah gusar.
Wajah taemin memerah.
“a.. Anu.. Bukan apa apa..” kata taemin lirih.
“JAWAB APPA! APA SI BRENGSEK INI YANG MELAKUKANNYA PADAMU?? HAH?!!” Bentak jinki sambil mengguncang guncangkan bahu taemin kasar.
“JAGI! JANGAN KASAR PADA TAEMIN!!” key umma melepaskan tangan jinki dari bahu taemin, anaknya.
Jinki menatap minho tajam.
Dia langsung melayangkan tinjunya ke wajah namja tampan itu, hingga tubuh minho oleng sedikit namun dia berhasil mempertahankan keseimbangannya hingga tidak terjatuh.
“APPAAA!!!” jerit taemin sambil berlari ke arah kekasihnya itu.
“hyung, gwenchana???” tanya taemin sambil mengelus pipi merah namja itu .
Minho memaksakan senyumnya di depan kekasihnya itu, meski tidak dapat dipungkiri bahwa pukulan tadi sangat menyakitkan nya.
“TAEMIN AH MASUK KAMARMU! CEPAT!!” bentak jinki.
“taemin yah.. Ayo kita masuk nak..” bujuk key umma sambil berusaha membawa anaknya masuk.
“ANIYO!! Aku mau mengobati wajah hyung!!” bantah taemin sambil menepis tangan ummanya itu.
“taeminn… Nanti appamu tambah marah.. Minho baik baik saja.. Ayo nak..” bujuk ummanya itu sambil melepas tangan taemin dari minho.
“hyung!!” panggil taemin.
“ne.. Gwenchanaeyo jagi.. Masuklah..” katanya sambil mengangguk dan tersenyum.
Taemin menatap gusar pada kekasihnya itu, tapi langkahnya terus diseret ummanya masuk ke dalam rumah.
Tinggallah jinki dan minho di luar.
“kau.. Sudah kukatakan taemin masih kecil.. Kau beraninya melakukan perbuatan tak senonoh pada putraku!” bentak jinki.
“mianhaeyo ahjussi.. Kami khilaf..” kata minho sambil membungkuk.
“ah sudahlah.. Aku tidak mau melihat mukamu lagi! Pergilah dari kehidupan taemin! Aku akan menjauhkan taemin darimu, jangan salahkan aku mlakukan hal seperti ini.. Kau yang memintaku.” kata jinki tegas lalu meninggalkan minho diluar.
“AHJUSSI!!” panggil minho.
Jinki tak menggubris minho dan membanting pintu lalu menguncinya.
“aisssh.. Ottoke?!??” minho menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

***

#taemin POV#

“mataku bengkak sekali” gumamku seraya bercermin.
Aku membasuh mukaku dengan air di wastafel lalu melangkah kaki menuju ruang makan untuk sarapan.
“annyeoung..” kataku sambil memaksakan senyumku pada appa dan umma yang sedang duduk di meja makan.
Umma menatapku dengan pandangan aneh dan senyum tipis.
Sementara appa trus membaca koran.
Aneh sekali, ada apa ini?
“taemin ah.. Sini duduk dulu.. Ada yang mau appa bicarakan..” kata key lembut sambil mengoles selai coklat di roti yang ada di tangannya.
“nee.. Waeyo appa?” kataku sambil menyeruput susuku.
Appa meletakkan korannya, lalu berdehem.
“ini adalah hari terakhirmu sekolah di Shinee School..” kata appa sambil memakan ayam goreng yang ada di piring.
“MWO??? Waeyo?? Memang sekolahku libur ya?” tanyaku polos.
“aishh.. Kau ini taemin ah..” umma mencubit tanganku.
“auw! Apa sih umma??” gerutuku.
“kita akan pindah, appa ditugaskan ke amerika dan appa memutuskan untuk memboyong kalian ikut dengan appa.. Lebih mudah kan daripada appa harus pulang pergi amerika-korea” jelas appa sambil terus mengunyah ayamnya.
Aku terkaget.. Amerika?? Amerika kan jauh.. Kira kira butuh berapa jam ya untuk kesana memakai sepeda?? Wauuu pasti kakiku bisa putus kalau mengayuh sepeda kesana.. *polos banget sih taeminnnnn!!*
“eh?? Kalau begitu aku tidak bisa bertemu minho hyung lagi dong???!!” kataku kaget saat menyadari bahwa amerika itu sangat jauh dari korea, tempat cintaku berada.
Appa menghentikan makannya, umma melotot ke arahku.
“memang itu tujuan appa..” kata appa sambil menatapku tajam, wajahnya sangat menyeramkan!
“MWO?? Kok gitu?? APPA JAHAT!!!” aku menggebrak meja makan.
“KAU!! Berani beraninya melawan appa mu??!!” appa memelototi ku.
“aku benci appa!!! Memang aku salah apa sih?? Aku mencintainya appa!” omelku lalu kuambil tasku dan melangkahkan kakiku ke pintu,
“Lee taemin!!!” panggil umma.
Aku menahan tangisku.
“cinta? Cih.. Tahu apa anak ingusan seperti kalian tentang cinta? Perasaan kalian itu hanya nafsu sesaat taemin.. Dia tidak mencintaimu, buktinya dia melanggar janjinya untuk tidak menyentuhmu..” kata appa ketus.
“HYUNG TIDAK SEPERTI ITU APPA! Dia mencintaiku!!!” bentakku lalu aku memakai asal asalan sepatuku dan lari keluar dari rumah.
Langkahku terhenti..
“hyung!” kulihat dia ada di luar dengan motornya, tersenyum seperti biasa.
Aku menghampiri sosok tampan itu, lalu senyumku menghilang..
Sama seperti sosoknya yang juga menghilang dari mataku..
Aku mengerjap ngerjapkan mataku.
“hyung.. Hyung ada dimana?” kataku terisak.
Sakit.. Sakit rasanya saat mengingat dia tidak ada di dekatku..
Rasa ini..
Rasa sakit ini..
Kalau bukan cinta, lantas apa??!?
“taemin!” panggil suara yang kukenal.
“ah.. Mir ssi?” aku kaget saat melihat mir dan motornya tidak jauh dari rumahku, dia melambai lambai ke arahku.
“ayo kuantar ke sekolah..” katanya sambil tersenyum imut.
“gomawo..” kataku lalu naik ke motornya dan membiarkan airmataku mengering bersama angin.

– di Shinee School-

“jagi!!!” panggil suara berat namja itu.
Aku menatap sosok tampan dengan pipi lebam tapi tetap tidak menghilangkan kharismanya.
Aku mendekatinya, memegang wajahnya,
“ini hyung kan?” tanyaku sambil menyusuri wajah tampan yang ada di depan mataku ini.
Matanya.. Hidungnya.. Pipinya.. Bibirnya..
Ya, ini choi minho ku!
“hyuuuung!! Huhuhu..” aku langsung menyurukkan kepalaku di dadanya, menangis.
“taeminnie.. Waeyo? Uljima.. Uljjima..” katanya sambil mengelus punggungku.
“uhuhuuu~ bogoshipoyo~” kataku dalam tangisku, aku kaget dengan ucapanku.
Dia mengangkat wajahku.
“jinjja? Apa katamu tadi jagi?!” minho hyung juga terlihat kaget dengan ucapanku barusan.
“ah.. Aniyo..” elakku dengan wajah panas.
“hahaha.. Mungkin aku saja yang salah dengar ya.. Karena aku begitu ingin mendengar isi hatimu..” katanya sambil menepuk kepalaku.
“hehehe..” aku memaksakan senyumku..
Apa katanya tadi? Dia mengharapkan aku mengungkapkan isi hatiku? Ommo…
“hey sudah mesra mesraannya! Yunho seongsaenim sudah datang!” kata mir sambil menyenggol pundak minho.
“oh ye.. Gomawo mir sudah mengantarkan jagiku..” kata minho.
“cheonmanaeyo” kata mir sambil berlalu.
“hyaaaa duduk duduk!” yunho seongsaenim memperingatkan kami.
Aku segera duduk di tempatku.
Sementara minho keluar dari kelasku, karena dia kan di grade XII, dan aku masih di grade X..
“ah, anak anak.. Ada bad news.. Teman kita, lee taemin akan pindah dari sekolah ini. Ini adalah hari terakhirnya di sekolah ini..” kata yunho seongsaenim di depan kelas.
Aku membelalakkan mataku.
Apakah kata kata appa tadi pagi itu sungguhan??!!?

#minho POV#

aku lega melihat taemin tetap hadir di sekolah.. Paling tidak aku masih bisa menemui namja cantik itu di sekolah..
“ah.. Anak anak.. Ada bad news.. Teman kita, lee taemin akan pindah dari sekolah ini. Ini adalah hari terakhirnya di sekolah ini..” suara nyaring yunho seongsaenim terdengar sampai telingaku saat aku hendak berjalan menuju kelasku.
Sedetik jantungku berhenti.
Apa katanya tadi?
“APA MAKSUD SEONGSAENIM???!” tanpa sadar aku membuka pintu kelas taemin dan berteriak.
Semua mata memandangiku aneh. Terkecuali namja cantik itu, dia memandangku dengan tatapan sedih..
“hyaaaa choi minho!! Kau ini tidak ada urusan disini buat apa ikut ikutan masalah kelas ini??” yunho seongsaenim memarahiku dengan wajah seram.
“ini urusanku seongsaenim! Taemin itu namjaku!!!” kataku entah mendapat keberanian darimana.
Pernyataanku itu langsung disambut riuh rendah siswa di kelas itu, wajah taeminku memerah.
“aisssh.. Memang anak muda jaman sekarang..” yunho seongsaenim menggeleng gelengkan kepalanya.
Aku melihat taemin kecilku itu, lalu memutuskan menanyakan penjelasan darinya.
“benarkah taeminnie?” kataku pada namja cantik itu.
Dia menatapku dengan tatapan sedih, matanya berkaca kaca, bibirnya bergetar.
“JAWAB AKU! Benarkah apa yang dikatakan seongsaenim??!!” kataku dengan suara meninggi.
Dia menundukkan kepalanya menganggukkan kepalanya pasrah. Rambut panjangnya bergoyang lembut.
Aku menatapnya tidak percaya.. Ini seperti mimpi..
Tanpa pikir panjang aku menarik tangan kurusnya dan menariknya keluar dari kelas yang berisik itu.
“hyaaaa!! Choi minho! Mau kau bawa kemana muridku??!! HYAAAA!!” teriak seongsaenim.
Aku tidak perduli dan justru malah menarik taemin sambil berlari.
Dia tidak melawam sedikitpun, malah mengikuti langkahku.
Aku mengeluarkan motorku dari tempat parkir dan mengambil helmku.
“pakai ini.. Aku tidak mau kau kenapa kenapa..” kataku sambil memakaikan helm ku yang kelihatan kebesaran di kepalanya.
“gomawo..” katanya sambil tersenyum lemah lalu naik ke motorku.
“kita mau kemana hyung?” tanya suara lembut itu.
“kemana saja asal denganmu” kataku sambil melajukan motorku kencang

***

kami sampai di pantai, pantai ini adalah tempat kenangan kami..
Disinilah aku menyatakan cintaku pada namja cantik ini..
Sementara dia hanya menjawabku dengan anggukan serta senyuman malu malu.
“hyung..” panggilnya.
Aku menoleh sebentar ke arah namja cantik itu, lalu kembali menatap lautan luas.
“wae?” kataku.
“hyung marah padaku?” katanya memelas,
aku menoleh, menatap wajahnya yang sudah mau menangis menatapku.
Mana mungkin aku bisa marah dengan makhluk indah ini?
Aku meraihnya dan memeluknya erat di dadaku.
Kutempelkan telinganya di dadaku yang bergemuruh kencang.
“dengarkan.. Dengarkan jantungku berbicara.. Dia menyanyi riang hanya dengan adanya kau disisiku taeminnie..” kataku smbil tetap memeluknya.
Aku melepas pelukanku lalu memegang kedua bahunya, aku menatap matanya dalam dalam.
“kalau kau tidak ada disisiku bagaimana bisa jantung ini berdetak? Bagaimana bisa aku tetap hidup tanpa merasakan ini..” aku mencium dahinya.
“tanpa ini..” kucium pipinya.
“ini..” kucium hidungnya.
“dan.. Ini..” kataku lalu mengulum bibir manis itu.

Kupejamkan mataku, menikmati sentuhan sentuhan bibir mungilnya dan mereguk manis bibirnya.
“aku tidak bisa lee taemin.. Aku tidak bisa..” suaraku tercekat karena airmata yang telah keluar begitu deras dari mataku.
Kakiku melemas, lalu kubiarkan kakiku berlutut di depannya tapi tanganku masih mencengkram bahunya.
“hyung..” panggilnya, kurasakan air menetes di tanganku. Dia juga menangis..
Taeminku yang cantik itu lagi lagi menangis karenaku.
Hyaaa! Choi minho babbo!! Tega sekali kau membiarkan mata indah itu menangis??!
“uljjima.. Jangan menangis karenaku taemin ah..” aku mendongakkan wajahku menatap wajahnya dan menghapus airmatanya dari pipi mulusnya.

#minho POV end#

#taemin POV#

dia berlutut di depanku sambil menangis.
Choi minho namja manly dengan tubuh tegap dan dikagumi banyak yeoja ataupun namja itu menangis.. Untukku?
Tapi entah kenapa aku tidak senang, hatiku justru teriris perih melihat hyung sepeti ini..
“hyung..” hyung jangan menangis.. Aku ingin mengatakan itu tapi tangisanku membuat suaraku tercekat dan tidak mau keluar dari kerongkongan.
“uljjima.. Jangan menangis karenaku taemin ah..” katanya sambil menghapus airmataku.
Aku mejatuhkan diriku di pelukannya.
Tapi sepertinya tubuhnya sedang tidak kokoh seperti biasa.
Hanya karena kutubruk dengan badan kecilku ini badannya kehilangan keseimbangan.,
hingga jadilah kami terjatuh dengan aku berada diatasnya.
Padahal kemarin dipukul appa dia tidak terjatuh..
Wajahnya tepat di depan wajahku.
Oh tuhan, betapa aku mencintai pemilik hidung ini.. Kataku dalam hati sambil membelai hidung mancungnya.
Betapa aku..
Kali ini telunjukku ada di bibirnya.
Lalu aku membelai tulang pipinya yang agak memar, pasti sakit..
Matanya terpejam, seolah menikmati belaianku.
Aku tersenyum.
Aku mencintai namja ini..
Sangat..
“berani sekali kau ya lee taemin..” katanya saat kulepaskan kecupan ringan di bibirnya.
Aku terkekeh.
Aku hanya bisa mengungkapkan isi hatiku dengan sentuhan.. Dapatkah kau menerima isi hatiku hyung?
“sini kau!” katanya lalu memeluk pinggangku dan menekankan kepalaku mendekat ke wajahnya.
Dia mulai menciumiku lagi.
Dahiku, pipiku.
Dia berikan ciuman bertubi tubi.
Dia mencium telingaku, mengigitnya kecil hingga membuatku menggelinjang geli.
Lalu bibirnya bergerak ke daguku, sengaja mempermainkanku sepertinya.
Kupegang wajahnya dengan kedua telapak tanganku yang kecil.
Kucium bibirnya dengan tidak sabar.
Kuhisap sedikit bibir bawahnya dan kujilat sedikit,
lalu kulepaskan.
Dia terkekeh..
“lihat.. Siapa yang menyerang siapa sekarang..” katanya lalu membalikkan posisi kami hingga kini aku berada di bawahnya.
Aku tertawa, lucu sekali kami berbaring seperti ini di antara pasir pasir pantai ini..
“apa yang kau tertawakan jagi?” katanya dengan raut wajah kesal.
Aku tersenyum nakal sambil menggeleng,
dia tersenyum lalu langsung membungkam tawaku dengan bibirnya.
Dia terus mengisap dan mengigit bibirku, tak lupa lidahnya bermain dengan lidahku.
Menciptakan debaran hebat di dadaku.
Debaran ini..
Kalau bukan cinta, lantas apa?
Dia terus menciumku tanpa memberiku waktu untuk bernafas.
Kuganti posisi wajahku dan memutar kepalaku 90 drajat.
Kukulum bibir bawahnya sementara dia mengulum bibir atasku.
Tangannya mulai nakal sekarang..
Tangannya membuka kancing seragamku satu satu.
“minho yah..” kupanggil namanya disela sela ciuman kami.
Dia tersenyum lalu bibirnya kini berpindah ke leherku.
Dia menjilatnya, seolah menggodaku.
“hyung!” jeritku tertahan.
“panggil namaku.. Lagi..” pintanya sambil terus membuka kancing bajuku.
“minho yahh…” desahku saat dia menciumiku tepat di dadaku, membuatku merasakan aliran listrik di seluruh tubuhku.
Refleks, dia mengangkat wajahnya dari dadaku lalu melihat ke arahku sambil menatapku sayu, tangan kami saling bertaut.
“kau mau lagi?” tanyanya
aku menatap mata hitam itu, tanpa menjawab ku raih pinggangnya merapatkan tubuh kami yang tadinya merenggang karena hyung menjauhkan tubuhnya.
Seolah mengerti dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda (?).
Aku merasakan sengatan sengatan kecil yang memabukkan di seluruh tubuhku, lidahnya masih menjelajahi perutku.
Seolah belom puas dia menarik leherku hingga posisiku sekarang setengah terduduk..
Dia lumat lagi bibirku, dan memberikanku gigitan gigitan kecil di leherku.
Aku mencintainya..
Sangat mencintai namja ini..

***

aku masih terbaring di lengannya dengan kemeja terbuka.
“jagi..” panggilnya.
“hmm?” sahutku sambil memainkan jariku di dada bidangnya.
“saranghaeyo..” katanya setelah mengecup kepalaku.
Aku menatap matanya, dan mengangguk mantap.
Memberinya kode melalui anggukanku.
‘na do saranghae..’ dalam hati aku berbisik.
Dia tersenyum seolah mendengar bisikanku.
Lalu dia bangun dan berdiri.
“hyung?” panggilku bingung.
“kajja.. Kita pulang.. Nanti appamu itu murka padaku..” katanya seraya membersihkan pasir pasir yang mengganggu dari tubuhnya.
Dia membantuku berdiri, memakaikan kancing bajuku, memasang belt celanaku (LHO NGAPAIN TADI???!) dan membersihkan pasir pasir dari bajuku.
“neomu yeppeo..” katanya sambil menepuk pipiku pelan.
Aku terkekeh pelan lalu mengelus pipinya.
“tampan..” bisikku, lalu kubalikkan badanku karena malu.
Dia mengejarku lalu memelukku dari belakang.
“lee taemin nae namja paling cantik sedunia!!!!” teriaknya saat memelukku.
“hahaha.. Babbo..” kataku.
Dia memakaikan ku helmnya dan melajukan motornya pelan, tumben.. Pikirku.
“hyung.. Tumben gak ngebut?” tanyaku sambil memeluk pinggangnya.
“hehe.. Aku ingin berlama lama denganmu.. Tidak mau membuang sedetikpun, AKU INGIN BERLAMA LAMA DENGAN LEE TAEMIN!!” katanya lalu tertawa.
“hyaaaa! Hyung ini bikin malu saja!” wajahku memerah, melihat semua orang dijalan menertawai kami,
“biar saja! Saranghaeyo nae taemin!” katanya sedikit berteriak karena ributnya lalu lintas,
aku tertawa.
“balas dong.. Say that you loved me..” katanya dengan gaya sok nge-rap.
Aku mencubit pinggangnya,
“auuuuu!! Sakit jagi!!” rintihnya, stang motornya agak oleng tapi dengan cepat langsung diseimbangkannya.
“na do..” bisikku sambil menempelkan wajahku di punggungnya.
“apa?” tanyanya sambil menoleh.
“aniyo” kataku.
Aku mengintip reaksinyaa.
Dia masih menoleh ke belakang, penasaran,
lalu dia tersenyum simpul.
Hehe, dia pasti tidak mendengar kata kataku tadi..
Ah, truk itu berjalan sangat kencang..
Loh, kok dia menerobos lampu merah?
Hyung?
“JAGIIIII!!!” teriakku menyadarkannya dari lamunan.
BRAAAAAAAAAK!!!!!!
Bruuuuk!
“KYAAAAAAA KECELAKAAAAAAAN!!!” cuma suara teriakan itu yang kudengar.
Pusing…
Aku mengerjap ngerjapkan mataku..
Hyung?
Mana hyung?
Ah.. Itu dia..
Jauh sekali.. Hyung… Kenapa menatapku seperti itu?
Kenapa menangis?
Ah, tidak.. Dia tersenyum..
Aku merangkak, mencoba meraih tangannya.
Dapat!
Sesak..
Tapi aku ingin memberitahunya..
Tentang rasa bergemuruh di dada ini..
Tentang arti debaran ini..
Paling tidak berbisik di telinganya dengan bibirku sendiri..
“saranghaeyo..” bisikku di telinganya.
Dia mengangguk lalu berbisik dengan suara serak.
“aku.. Aku tahu..” lalu bibirnya tersenyum dan matanya menatapku dalam, penuh arti.
Gelap..
Wajahnya dan cahaya berangsur-angsur menghilang dari pandanganku..

***

aku berjalan di rerumputan putih..
Ini salju?
Tapi kenapa tidak dingin?
“taeminnie..” panggil suara namja yang sangat kukenal itu.
“hyung!!” jeritku kegirangan lalu berlari kepelukannya..
“hyung dingin sekali..” kataku kaget mendapati tubuhnya sedingin es.
“hehe.. Makanya cium aku dulu..” godanya sambil memajukan bibirnya.
Aku terkekeh dan mengecup bibirnya sekilas.
Dia tersenyum, lalu membelai kepalaku lembut,
“pulanglah..” katanya sambil terus membelaiku.
“kenapa? Aku mau disini sama hyung!” rengekku sambil menggelayut di tangannya.
“dasar manja.. Sana pulang, tempatmu bukan disini denganku jagiya..” katanya sambil memegang wajahku dengan wajah serius.
“aniyo. Antar aku hyung!” kataku.
Dia menggeleng pelan sambil tersenyum sedih.
“kenapa? Hyung tidak mengantarku seperti biasa???” aku menggoyangkan bahunya.
“aniyo.. Aku tidak bisa mengantarmu pulang seperti biasa kali ini jagi.. Kau harus pulang sendiri.. Ke tempat dimana orang orang yang mencintaimu berada..” katanya lalu memelukku.
“lepas! Kenapa hyung aneh seperti ini???” aku meronta dari pelukannya.
Dia melepas pelukanku lalu mencium leherku.
“saranghae.. Jeongmal saranghae taemin ah..” katanya lembut lalu melangkah mundur.
“HYUNG!! MAU KEMANA??? Jangan pergi!!!” aku mengejarnya, tapi dia terus menjauh.
Dia melambai.
“SARANGHAE! NA DO SARANGHAE CHOI MINHO!!!!” teriakku dalam tangisku, aku memeluk lututku..
Hyung.. Aku mencintaimu…
“taemin.. Taemin ah..” suara umma terdengar di telingaku.
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku.
Putih..
Ah terang sekali!
“euuunggh~” aku menutup mataku dengan tanganku.
“au! Sakit!!” aku merasakan lenganku nyeri sekali saat kugerakkan.
“JAGI TAEMIN SUDAH SADAAAAR!!” Umma berteriak heboh.
“umma… Aku.. Aku dimana??” tanyaku sambil menatap wajah umma yang sembab.
“kau aman sayang.. Umma disini..” umma mencium keningku.
“taemin ah..” aku menoleh ke arah suara itu, appa terlihat kacau dengan kemeja putih favoritnya yang kusut serta rambut acak acakan.
“appa…” panggilku dengan airmata mengalir.
Appa langsung memelukku erat.
“mianhaeyo taemin ah.. Mian..” katanya di telingaku.
“aniyo appa.. Aku yang minta maaf.. Mian..” aku terus memeluk namja tampan yang terlihat sangat rapuh ini, dia appaku..
Appa melepas pelukannya.
“untunglah kau selamat.. Untung saja dia melindungimu saat kecelakaan itu..” kata appa sambil menghapus airmataku.
“dia? Nugu? Kecelakaan apa appa??” tanyaku bingung.
Lalu seperti flashback dalam film kejadian naas itu ada dikepalaku..
Bau bensin.. Bau aspal..
Sesak..
Ah itu hyung..
Hyung…
“APPA MINHO HYUNG MANA APPA???!!” Tanyaku sambil mengguncang tubuh appa.
Appa menatapku sedih, dia mengatupkan bibirnya rapat rapat.
Aku menoleh ke arah umma yang sedang menangis terisak.
“UMMA MANA HYUNG?? MANA MINHOKU???” teriakku pada umma.
Appa memeluk umma.
Tangis umma makin menjadi jadi..
Ada apa ini?? Aku butuh penjelasan!!
Ah itu dokter.
“dokter?? Mana minhoku?? Dimana hyung???” tanyaku pada dokter yang baru masuk ke ruanganku.
“ah? Nuguseyo? Minho?? Choi minho??” tanya dokter itu bingung..
“NE!!” kataku bersemangat.
“tuan choi sudah tidak dapat diselamatkan saat kecelakaan itu..” kata dokter itu.
Apa??
Apa katanya tadi?
“bohong.. Mana minhoku??? MANA DIA???” histerisku.
Appa memelukku.
“uljjima taemin ah.. Dia mencintaimu.. Minhomu pergi karena mencintaimu.. Appa percaya sekarang..” kata appa.
“ANIYO!!! TADI AKU MASIH BERTEMU DENGANNYA, MEMELUKNYA!! HYUUUUNG!!!” Aku berteriak memanggil cintaku itu.
“minho yah…” kataku dalam tangisku.
Aku menyentuh leherku yang baru saja diberi kehangatan oleh bibir memabukkan itu.
Rasanya baru sedetik yang lalu..
***

aku berdiri di depan kaca setelah menyiram tubuhku dengan air shower yang dingin.
Kata kata orang terngiang ngiang di telingaku..
sebenarnya dia bisa melepaskan stang motornya, dia bisa saja selamat..
Tapi tidak, dia mengeratkan pegangannya dan mendorongku jatuh.
Dia membiarkan dirinya sendiri tertabrak truk itu.
Nae babbo namja..
Sampai akhir pun dia selalu menunjukkan cintanya padaku..
Aku melihat ke kaca, ke arah pantulan namja kurus di kaca itu.
Tanganku memegang bekas bekas merah yang ada di seluruh tubuhku.
Leherku, dadaku, perutku, ah di bahuku juga ada..
“Andai jejak cintamu tidak akan menghilang selamanya dari tubuhku.. Agar aku tidak merasa sendirian.. Hyung..” gumamku sambil memeluk diriku sendiri di kamar mandi putih itu.

3 years later~

aku melangkahkan kakiku menyusuri rerumputan.
Sambil menggandeng namja yang kucintai ini.
Dia tersenyum padaku.
Akupun tersenyum pada namja tampan disebelahku ini.
“hyung..” panggilku saat sampai di depan batu nisan bertuliskan

CHOI MINHO
1991-2010

“UMMA!!!” panggil namja tampan di sebelahku ini sambil menarik narik lengan jaketku.
“ah, waeyo jagi?” kataku sambil berjongkok, mensejajarkan diri dengan namja tampan kecilku ini.
“nugu?” tunjuknya kearah batu nisan itu.
“namanya sama denganku umma! Choi!” katanya dengan logat cadel.
“haha. Ne.. Min hwan.. Ini appa.. Ayo beri salam sama appa..” kataku sambil membelai kepala malaikat kecilku ini.
“anyyeoung appa~” katanya sambil bersembunyi di balik punggungku.
“appa jahat umma.. Dia ngga nyautin minnie~” rengeknya padaku.
“aniyo.. Appa orang yang baik. Karena appa baik, dia mengirimkan minnie untuk umma..” aku memeluk tubuh kecilnya.
“cinchha?? Ooo~ mian appa.. Appa baik deh” katanya sambil memamerkan senyum manisnya
aku tersenyum melihat tingkahnya yang makin hari makin mirip appanya.
“jagi.. Aku datang bersama jagoan kecil kita.. Namanya choi min hwan.. Otte? Mian aku baru datang setelah 3 tahun.. Aku baru bisa menerima bahwa kau.. Hiks..” airmataku keluar lagi.
“umma.. Uljjimaaa~” tangan kecil nan hangat itu menghapus airmataku.
Aku tersenyum pada min hwan.
“jagi.. Kalaiu saja kau tidak mengirimkan dia untukku pasti sekarang aku sudah menjadi mayat.. Tak bernyawa lagi.. Aku kesepian tanpamu jagi..” aku menghirup nafas dalam dalam.

#flashback#

aku mengurung diriku dikamar, aku membuang semua makanan yang diantar umma ke kamarku.
Semenjak kepergiannya aku tidak punya semangat untuk hidup lagi.
Berkali kali kucoba memakan obat tidur melebihi dosis, atau menyayat pergelangan tanganku.
Tapi semua usahaku sia sia saat kudapati lagi lagi aku masih bernafas di ruang putih dengan bau obat yang menusuk hidung.
“hoooeeeekkk!!” aku segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan seluruh isi perutku.
Umma menghampiriku dan memijit tengkukku.
“gwenchana taemin ah???” tanya umma.
Aku mengangguk dan berjalan kembali ke kamarku.
Tapi tubuhku..
“TAEMIN AH!!” Teriak umma saat aku jatuh lemas.
***
“anak saya kenapa dok?” tanya umma khawatir di sebelahku.
Aku menunduk lemas sambil memegang ujung jaketku.
“chukkae..” kata dokter itu.
“wae?” tanya umma bingung.
“anda akan menjadi halmeoni sebentar lagi..” kata dokter itu lagi.
Aku mengangkat wajahku, apa???
“MWO??!! Maksud anda dok?” umma histeris.
“anak anda tengah mengandung 5 minggu..” jelas dokter itu.
Aku memegang perutku..
Hamil?

#flashback END#

“bogoshipoyo minho yah..” kataku diiringi airmata yang tidak mau berhenti.
Hening..
Tangisanku menjadi jadi..
Tidak ada suara berat namja yang membalas dengan “na do..”
lalu aku merasakan ada angin hangat berhembus menerbangkan rambutku.
Aku mendongakkan kepalaku.
“minho hyung?” panggilku.
Lalu seperti mimpi aku melihatnya tersenyum padaku di balik pohon cemara besar tidak jauh dari tempatku berdiri.
Aku mengerjap ngerjapkan mataku dan menghapus airmataku yang membanjiri pelupuk mataku.
“ummaaaaa~ ciniiii!!” panggil min hwan dari balik pohon cemara itu.
Ah, fatamorgana ternyata..
“haha.. Babbo..” aku memukul kepalaku.
“minnieee~ kajja kita pulang!!” panggilku.
“neee ummaaaa~” dia berlari lari kecil lalu menangkap kakiku.
“saranghaeeeee” katanya sambil tertawa.
Aku terkejut.
Lalu menggenggam tangannya dan mengajaknya pergi.
Aku membuka pintu mobil dan memasangkan seatbelt pada kursi minhwan.
“kau belajar darimana bicara saranghae?” tanyaku sambil memasukkan versnelling mobil.
Dia menoleh padaku dan menatapku dalam, tatapan khas appanya.
“aku diajali..” katanya sambil tersenyum.
“diajari siapa?” kataku sambil memakai seatbelt.
“tauk.. Ahjussi tampan di balik pohon tadi.. Di yang suluh aku bilang cama umma..” katanya sambil mengayun ayunkan kakinya.
Aku mengerem mobilku.
Aku menatap anakku kaget,
“jinnja?? Min hwan tidak bohong sama umma kan???” kataku sambil menggoyang goyangkan badan kecilnya.
“umma.. Cakiiiit~” rengeknya.
“ah.. Mianhae minnie..” aku melepas cengkramanku dari bahunya.
Hyung.. Benarkah? Bolehkah aku berpikir itu kamu??
Aku menghapus airmataku lalu membetulkan kaca spionku.
Mataku menangkap sosok namja tampan dengan postur tubuh tinggi dan tegap.
Berdiri dari jauh memakai kemeja putih dan melambai ke arahku.
MINHO HYUNG!!!
Aku menoleh kebelakang dan hanya melihat jalan kosong..
“dasar hyung..” gumamku sambil menginjak pedal gas dan pergi meninggalkan tempat orang yang kucintai beristirahat..

EPILOG :

“na do bogoshipoyo jagiya…” bisik bibir merah tebal milik seorang namja berbaju putih sambil melambai.
Lalu bersama angin musim semi dia mengilang..
Bergabung bersama angin hangat musim semi..

Comments on: "Say That You Loved Me" (10)

  1. hikkz hikz gw nangis bacax ..

  2. Aq,suka crtax,tp kok jd bynginx aneh?paz adEgan di pntai.suer,q t’hanyuT Dan aneh.well,q gak bz byngin i2 jd xta,geli bCx tp suka!

  3. Sumpah keren abis

  4. Tia permataHati said:

    Ahh author ! *sok kenal .
    Aku reader baru nih , ciaaah . .
    Ahaha ffmu sangatlah indah . Ga boong .
    Suka bgt ama ini ff .
    Author? Bolehkah saya mengenalmu?

  5. Tia permataHati said:

    Ahh author ! *sok kenal, ciaaah . .
    Ahaha ffmu sangatlah indah . Ga boong .
    Suka bgt ama ini ff .
    Author? Bolehkah saya mengenalmu?

  6. ini ff bikin gue
    1.ketawa sendiri
    2.otak gue jadi omes
    3.kesel
    4.penasaran
    5.nangis
    6.terharu.
    hebat nih yg bikin ff ini, bikin lagi dong cerita romantis tentang taemin sama minho.

  7. Mksih dh buat ff sbgus nie..
    q Trharu bacax..
    smpai2 air mta mnetes..
    v knp ko gk happy ending??
    Taemin n Minho shrusx cinta mreka bisa brsatu dn hidup brsma mmbngun kluaga kcil dn hidup bhagia slamanya..

  8. kim ryeoly aka taewook kwang said:

    aku nnggalin jejak….
    Keren ff nha …
    Meski rada binggung…
    Masa seorang namja bisa hamil????
    Prtnyan itu yg msih terngiang…

  9. author… ajarin aku buat fan fiction yang keren-keren kayak punya author…

  10. Omo!>< dari tahun lalu aq cari FF ini tapi gak ketemu2. Annyeong thor,reader baru!bow# FF ini bikin aq mewek..aishh,paling suka pas minho cium taem dia ngeluarin bekas ciuman Jjong! Daebak!! Ini FF paporitku!:-*

Leave a reply to erill Cancel reply